Kamis, Oktober 15, 2009

Human Resource Departement

HRD merupakan departemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Sebab di departemen ini lah karyawan diatur dan ditempatkan sesuai dengan keterampilan, pengetahuan, pengalaman, serta keahlian yang dimilikinya.

Sangat penting bagi perusahaan menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat agar seluruh kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan pekerjaan dapat selesai sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sehingga diharapkan dapat mendapatkan progress yang sudah direncanakan.

Tugas dan fungsi HRD adalah
* melakukan rekruitmen
* melakukan pengabsenan karyawan
* menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat
* memberikan job deskrispi pekerjaan dengan spesifikasi pekerjaan tersebut
* memberikan penilaian kinerja karyawan
* memastikan karyawan mendapatkan kesejahteraan setelah ia bekerja dengan keras pada perusahaan

Tetapi kondisi yang ada diproyek ini sangatlah berbeda... Ketimpangan dan salah penempatan yang ada di proyek ini, sehingga kekacauan yang tak dapat dihindarkan.

Sungguh ironis... Pemilik perusahaan tak dapat mendapatkan haknya, yang ada malah mitra kerja yang dengan leluasanya memberikan pengaturan pada proyek yang tak tau kapan berakhirnya.

Cara kerja mitra perusahaan yang tak tahu aturan dan manajemen yang baik dan benar. Seperti layaknya bayi yang baru belajar merangkak memaksakan diri untuk mengemudikan sepeda. mana mungkin bisa, yang ada kacau balau. sang bayi selalu terjatuh dan terluka.

Sang mitra kerja yang seakan akan tahu segalanya sehingga menutup mata, kuping, dan hati mereka untuk menerima masukan serta saran yang membangun dari sang pemilik perusahaan. mereka seakan akan merasa sudah tahu segalanya. terlalu sombong dan bangga akan kemampuan mereka yang sebenarnya mereka pun tahu kalau mereka tidak mampu.

Sang mitra kerja menempatkan anak buahnya untuk mengatur dan menjalankan proyek ini. Anak buah yang tidak tahu apa-apa dan baru pertama kali terjun dalam proyek, dipercayakan menjadi Supervisor HRD. Anak buah itu pun tahu diri, dia merasa tak mungkin sanggup menjadi HRD, oleh sebab itu dia minta didampingi asisten, dan ia minta diajarkan apa saja yang harus dia kerjakan di proyek itu.

Awalnya ia tidak bisa sama sekali memakai komputer, semuanya ia kerjakan secara manual. Ia minta diajarkan bagaimana memakai komputer. Begitu ia bisa memakai komputer, ia merasa sudah tahu segalanya. Tidak ada rasa terima kasih dalam dirinya kepada orang yang telah berjasa membantunya dari awal ia berada diproyek ini.

Kemudian ia diberikan tugas oleh Sang Bos (Sang Mitra kerja dari pemilik perusahaan) untuk mengerjakan Keuangan. Orang yang tidak pernah bersentuhan sama sekali dengan manajemen keuangan harus mengatur keuangan dan HRD!
Pada hal diproyek tersebut sudah ada orang yang berada diposisi keuangan.

Posisi keuangan berada pada departemen yang sama yaitu HRD. Sungguh posisi yang sangat tidak benar dalam ilmu manajemen. Sebab departemen keuangan dengan HRD sangatlah berbeda. Departemen yang mengatur pekerjaan karyawan, absensi dan memberikan absen tersebut untuk departemen keuangan agar departemen keuangan dapat menghitung gaji yang diterima oleh karyawan, dan yang memberikan gaji tersebut adalah departemen keuangan. Yang ada diproyek ini kebalikannya, seluruhnya dilakukan oleh HRD, departemen keuangan hanya berfungsi sebagai kasir ketika gajian tiba.

Sangat tidak dapat dibenarkan jika orang tersebut memegang dua fungsi sekaligus, sebab lewat dia lah seluruh uang dikeluarkan. Jika orang tersebut bijaksana dalam pemakaian uang perusahaan sih pemilik perusahaan dapat berlega hati. Tapi dalam posisi sekarang ini tidak seperti itu, dia bukanlah orang yang bijaksana dalam pemakaian uang perusahaan. Dihambur-hamburkannya uang perusahaan untuk hal yang tidak berguna, bahkan bukan untuk kepentingan perusahaan. Inilah yang disebut Koruptor berkerah putih. Korupsi dalam tubuh korporasi, yang terselubung, yang sulit untuk diditeksi.

Manusia yang dahulunya merasa kesusahan, setelah dibantu dan melewati kesulitan itu, ia menjadi lupa akan segalanya. merasa dirinya hebat dan superpower. Itulah manusia..
Ia merasa dirinya sudah menjadi bos besar. Sewenang-wenang dalam bekerja. Jarang dikantor, kerjanya keluyuran aja karna kerjaannya dia sudah dibackup oleh 2 asistennya.

ABSENSI

Dalam sistem pengabsenan pun ia memakai caranya yang tidak praktis&sangat tidak efisien. Ia tugaskan asistennya untuk mengabsen para karyawan setelah sang asisten diberi penjelasan olehnya. Tiap kali waktu pengabsenan (Awal kerja dan waktu pulang kerja), sang Asisten membawa buku absensi, diluar sudah menunggu para karyawan yang ingin absen, lalu asisten berikan buku absensi ke para karyawan yang menunggu diluar. buku itu dibiarkan saja sampai para karyawan selesai tandatangan (absen). Begitu terus setiap harinya.

Cara ini sangatlah tidak dibenarkan karna
* Dapat menyebabkan terjadinya kecurangan diantara para karyawan tersebut. Sebab karyawan tersebut bisa saja mengabsen temannya yang bolos kerja.
* Dapat merugikan perusahaan karna waktu yang terbuang percuma untuk absen yang memakan waktu yang cukup lama.
* Perusahaan pun dapat merugi karna harus membayar karyawan yang membolos kerja tapi dibuat seakan-akan karyawan yang membolos itu masuk kerja.
* Dapat merugikan perusahaan karena tidak efisien dalam penggunaan kertas untuk absensi.
* Absen dengan cara ini dapat menyulitkan untuk mengoreksi absen dari karyawan.

Betapa besarnya kerugian yang harus ditanggung oleh pemilik perusahaan oleh sebab cara kerja dari Sang Mitra tidak kerja dengan efektif dan efisien.

PENEMPATAN

Dalam sistem manajemen SDM perusahaan yang baik dan benar adalah menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat.
Oleh sebab itu lah banyak perusahaan besar yang ingin menerima karyawan baru, mereka mengadakan penyaringan hingga dilakukan psikotes. Banyak syarat yang diajukan oleh perusahaan agar memperoleh karyawan yang berkualitas yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh perusahaan tersebut.

Tapi hal itu tidak terjadi di proyek ini. Rekruitmen dilakukan berdasarkan sistem kedekatan dengan Sang Bos. Seluruh sanak keluarga dibawa untuk bekerja di proyek ini. Tidak tahu apakah sanak keluarganya itu memiliki kemampuan atau keahlian yang dibutuhkan atau tidak. Yang terpenting di proyek Asal-asalan ini adalah "Asal kamu dekat dengan saya, maka kamu saya terima kerja. Jika kamu dekat dengan diri saya maka jabatanmu akan saya naikan dan kamu akan saya promosikan."

Cih,, Mana bisa begitu...
Tapi itu lah yang terjadi. Tidak peduli apakah kamu ahli atau tidak, asal dekat dengan sang bos maka karir akan naik, gaji pun akan naik.

Inilah yang disebut Kolusi dalam korporasi.

Tidak melakukan penempatan karyawan dengan benar, maka kekacauanlah yang akan terjadi. Membiarkan seluruh Supervisor menjadi Supplyer juga contoh buruk yang dilakukannya. Itulah korupsi dalam tubuh korporasi.
Bilamana supervisor menjadi supplyer maka bencanalah yang akan terjadi dalam tubuh korporasi. Sebab jika pembayaran barang tidak lancar khususnya barangnya Supervisor / Karyawan, maka Supervisor / Karyawan itu akan melakukan aksi yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Mereka akan mogok kerja dan memaksa para worker untuk turut tidak bekerja.

Penilaian Karyawan

Penilaian Karyawan dilakukan dengan objektif, adil dan sesuai dengan perilaku dari sang Karyawan tersebut. Hal ini berfungsi sebagai alat evaluasi dan menentukan apakah karyawan tersebut layak dipertahankan atau tidak dan apakah karyawan tersebut berhak mendapatkan promosi atau tidak.

Namun yang terjadi diproyek ini adalah Asal Bapak Senang, Saya pun Akan ikut senang. Sebab bila bapak senang, maka saya harap saya dapat naik jabatan atau naik gaji
Semua orang menjadi penjilat dan penghasut untuk atasan mereka demi kepentingan pribadi mereka.

Gaji

Yang dekat dengan sang Bos lah yang akan mendapatkan gaji yang besar dan fasilitas yang melimpah. Kesejahteraan mereka pun akan menjadi lebih baik lagi.


Itulah yang sudah melekat dan mendarah daging untuk orang-orang itu. Jiwa penjilat, penghasut serta munafik lah yang mereka pertahankan demi kepentingan diri mereka sendiri. Mereka tidak peduli dengan keadaan perusahaan, yang mereka pedulikan hanya kepentingan mereka sendiri.

Orang orang seperti itu tidak berhak untuk dipertahankan menjadi karyawan diperusahaan mana pun. Itu lah jalan yang terbaik dari pada perusahaan yang merugi.

Sabtu, Oktober 10, 2009

Accident #2

Day 1 part 2
"Kejadiannya kaya gimana??" tanya kakakku ditelpon dengan rasa ingin tahu.
"Gue pun ga begitu tau dengan jelas." lanjutku dengan suara yang kupelankan. "Yang gw tau ada worker yang kecelakaan di area silo coal bunker. Orang orang itu lagi pada ributin masalah itu... Kata mereka sih chain blocknya lepas." lanjutku.
"Kok bisa chain blocknya lepas?? Tolong lo tanyain ke Safetynya gimana kronologis kejadiannya? Pake chain block berapa ton?? Tanyain chain block itu punyanya siapa?? Punya kita, apa chain block yang dibeli sama Aziz?" tanya kakakku; "Pak Asep tau gak??" lanjutnya.
"Pak Asep sama ngga taunya kaya gue. Nantilah gw cari tau gimananya." kataku.
"Yauda lo cari tau. Kabarin gw lagi." kata kakakku.
Bersamaan dengan telpon dari kakakku, ternyata Pak Asep pun habis terima telpon.
Kutanya "siapa?"
Pak Asep jawab, "Dari Pak Zuhri, nanyain masalah worker kita itu. Saya bilang saya juga gak tau apaapa kejadian itu."
Aku keluar dari kantor dan bergegas ke lapangan. Gw harus inspeksi lapangan guna mencari tau apa penyebab terjadinya kecelakaan ini. Semoga aja dapat info yang berguna buat dilaporin ke Jakarta.
Sesampainya dilapangan, gw tlp Narsih, nanya gimana perkembangan si worker dan apa dia tau kejadian sebenarnya. Narsih hanya menjawab si worker kaki dan tangannya patah. Dia blg worker itu msh 1saudara dan org Cilacap juga. Dia pun gak tau gimana kejadiannya dan berjanji akan mencari tahu penyebab yang sebenarnya dan bila sudah tau akan kasih info ke gw.
Tapi gw yakin dia gak akan mau ngasi info ke gw. Krn dia salah 1 dr mereka. Mana mau orang orang itu ngasih info yang akan mencelakakan mrk ndiri. Gw yakin Narsih disuruh gak boleh cerita apa apa ke gw. Susah bener nasib gw disini... Tapi biar lah..
Kuambil foto bukti dari berbagai sudut di TKP. Wah parah banget sampe cutnya coal bunker lepas. Hmm,, Rantainya pun lepas. Ini mah uda parah banget. Orang awam pun pasti akan bertanyatanya kalo ngeliat. Kenapa bisa lepas?? Apa yang terjadi sebenarnya??
Dilokasi ada 2 worker yang lagi istirahat. Kirakira dia tau gak yaa kejadiannya kaya apa??
"Hai." sapaku ke mereka. "Katanya ada 3worker yang luka, gimana kejadiannya??" tanyaku tanpa basa basi.
"Kami pun gak tau, Bu." jawab salah satu dari worker itu dengan logat Cilacap yang sangat kental (worker #1).
"Kejadiannya cepat sekali jadi kita kita pun gak ada yang tau gimana kejadiannya." kata worker yang lainnya yang mengamini perkataan temannya itu (worker #2).
"Kayanya sih, Bu, itu karna kelebihan beban." kata worker #1.
"Kelebihan beban?" tanyaku
"Iya. Awalnya lagi nurunin Support. Karna sewaktu penurunan itu bebannya besar, chain blocknya gak kuat buat nahannya. Nah si Korban lagi ada diatas Coal Bunker. Soalnya make 2 chain block 3ton. Sedangkan Supportnya beratnya 8ton. Total berat yang ada diatas kirakira ada sekitar diatas 10tonan. Jadi kan kelebihan berat, Bu." kata worker #1.
"Untung aja dia pake safety belt. Pas jatohnya Support itu, dia kaitkan safety beltnya ke Coal Bunker. Pas jatoh, posisinya lagi nggantung di Coal Bunker." kata worker #2.
"Oh, mungkin itu penyebabnya dia luka parah... Tapi untung aja dia kaitin safety beltnya ke coal bunker. Apa jadinya kalo dia gak kaitin safety beltnya itu." kataku.
"Kaki kiri dan tangan kirinya patah, Bu. Anaknya pun pas ditanya gimana kejadiannya, dia gak tau." penjelasan worker #2.
"Awalnya karna leveling. Pas lagi leveling, supportnya kurang 70cm. Jadi harus diturunin 70cm." lanjut penjelasan worker #2.
"Support lalu diturunin 70cm. Waktu penurunan itu ada korban lagi diatas. Make chain block 6ton. Beban yang ditahan oleh chain block itu lebih besar. Jadinya chain block lepas. Gak kuat nahan bebannya." kata worker #1 yang menimpali worker #2.
"Lagian yaa, Bu, chain block itu uda lama nggantung disitu... Dia uda kelebihan beban uda lama." kata worker #2 yang menambahkan penjelasan worker#1.
"Emangnya waktu penurunan support itu, orang orang yang ada diatas gak dikasih tau??" tanyaku ke mereka.
"Semua orang uda pada tau kalo pas leveling, support kurang 70cm. Dan mau diturunin. Tapi saya ngga tau orang orang uda tau atau belum support itu mau diturunin." kata worker #1.
Ini jelas jelas gak ada koordinasi yang baik dilapangan. Orang orang itu kerjanya gak beres. Gak ada koordinasi sama sekali. Kok bisa-bisanya chain block 6ton dipake buat angkat beban 10ton lebih. Gak masuk akal. Asal aja mereka pake alat. Lagi lagi nama perusahaan gue mereka bikin jelek. Makin benci gw sama orang orang brengsek itu. Ugh!
"Makasih yaa." kataku ke mereka.
Lalu kulanjutkan pengambilan gambar untuk dikirim ke Jakarta. Gak jauh dari lokasiku, ada Roland. Dan beberapa saat kemudian, ada polisi! Damn! Cepet banget polisi datang ke lokasi. Siapa yang ngasih tau tuh? Duh, sebisa mungkin polisi itu gw hindari. Untuk menghindari kejadian yang gak diinginkan (yang ga gw inginkan,, hehehe)...
Gw samperin Roland dan tanya ngapain dia kemari, dan ngapain tuh polisi kemari. Cepet bener polisi datangnya.
Roland minta gw bilang ke worker untuk jangan kasih info macam macam ke polisi atau siapapun. Itu juga untuk menjaga mereka. Gw pun setuju dan bilang ke worker jangan kasih info macem macem ke polisi. Dan minta salah 1worker yang ada untuk ngasih tau ke temennya yang lagi asik "ngobrol" dengan polisi. Ku tambahkan juga bilang ke temen temen yang lain jangan ngomong macem macem...
Gw gak pengen ada apa apa dengan perusahaan gw...

Rabu, Oktober 07, 2009

Accident

Day 1 part 1

Kantor yang awalnya sepi seketika dilanda kepanikan. Semua handphone milik supervisor terus berdering.
Ada apa? Pikirku dalam hati. Ku dengarkan saja pembicaraan mereka yang terdengar samar-samar.
Pasti ada sesuatu yang gak beres terjadi di lapangan,, pikirku. Walau orang orang itu gak mau ngasih tau apa yang sebenarnya terjadi di lapangan, tapi namanya "bangkai" pasti akan tercium juga.
"Ke puskesmas sekarang, Pak?" kata Mbak Narsi ke Pak Hadi, sembari membawa tas dan ikut bergegas ke luar. "Iya" kata Pak Hadi. Lalu Mbak Narsih ikut ke puskesmas bersama Pak Hadi.
Aneh gak biasanya Mbak Narsih ikut nganterin worker ke puskesmas, pikirku.
Lalu gak lama berselang,
"De, aku pinjam mobil yah untuk antar 2 worker yang lukanya gak terlalu parah untuk istirahat di mess. Biar mereka tenangin diri." kata Pak Rolanda.
Tapi tak kugubris sebab sebelumnya kutanya Pak Roland "pake supir ato ngga?", mala dicuekin. Yaa kucuekin balik aja.
Keluargaku harus tau kejadian ini, maka kusmsin kakakku, mbak mela.
'mbak, barusan disini ada kecelakaan parah banget. Ada 3 worker kita yang kena. 1 worker lukanya parah sekarang dibawa ke puskesmas. 2 worker lainnya gak terlalu parah tapi masih shock.'
Beberapa saat kemudian, mbak narsih telp minta tolong untuk minjam mobil ambulancenya Dalle. Dia bilang, "Mbak bisa tolong hubungin orang Dalle?? Kita butuh ambulance untuk bawa anak ini (worker yg luka) ke Pacitan."
"Posisimu dimana??" tanyaku ke Narsih.
"Sekarang uda di puskesmas Lorok. Tolong banget yaa mbak!" kata Narsih.
Lalu ku sms Pak zul dan menceritakan perihal terjadinya kecelakaan itu...
Gak lama Pak Zul telp kalo Ambulancenya uda lagi diperjalanan mau ke Lorok dan diambulance itu ada Pak Ari.
Aku jadi lebih tenang dan kutanya lagi mbak Narsih kejadiannya seperti apa. Tapi Narsih bilang dia pun gak tau. Si korban pun gak tau gimana kejadiannya...
Gak lama setelah gw sms ke mbak mela, dia langsung tlp. Nelp dengan berbagai pertanyaan. Kakakku mau tau seperti apa kronologisnya.
Karna gw juga gak tau gimana kejadian sebenarnya dan pengen tau juga gimana kejadian sebenarnya, maka gw turun langsung ke lapangan buat inspeksi dan introgasi.
Gw harus tau apa yang terjadi sebenarnya....

Pengikut